Kamis, 19 November 2015

MANAGEMEN KUALiTAS AIR


Makalah managemen kualitas air (tugas matakuliah Ekologi Perairan)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas  dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air  dapat menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik  kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup  sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihansanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.
Dewasa ini, air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Untuk mendapat air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini  menjadi barang yang mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kualitas Air
Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan di uji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku (Pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003). Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan parameter biologi (Masduqi,2009).


2.2 Konsep Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air adalah pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan untuk menjamin agar air tetap dalam kondisi alamiahnya. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air.
Pengelolaan kualitas air juga tedapat pada PP No. 82 Thn 2001 yaitu pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air diselenggarakan secara terpadu dengan pendekatan ekosistem upaya pengelolaan kualitas air dilakukan pada : 1) sumber air yang terdapat didalam hutan lindung, 2) mata air yang terdapat diluar hutan lindung, dan 3) akuifer air tanah dalam.
Kegiatan pengelolaan kualitas air pada dasarnya berupa program kegiatan yang mengarahkan perairan tambak pada keseimbangan ekosistem perairan dalam suatu petakan terbatas agar tercipta suatu kondisi perairan yang menyerupai habitat alami udang baik dari segi sifat, behaviour maupun secara ekologinya. Penerapan program pengelolaan kualitas air tambak membutuhkan kemampuan teknis budidaya yang memadai dari para pelakunya melalui metode yang digunakan dengan beberapa aspek yang perlu dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam penerapannya, yaitu antara lain :
  1. Metode yang digunakan harus mengacu pada tujuan pengelolaan air tambak. Secara garis besar tujuan dari kegiatan ini terbagi dalam 3 kelompok yaitu : (a) Menjaga atau mempertahankan kualitas air yang sudah sesuai dengan tolok ukur berlaku berdasarkan pengamatan lapangan maupun teori; (b) Memperbaiki kualitas perairan yang kurang sesuai ke arah yang lebih baik; (c) Mengganti perairan tambak yang dapat membahayakan bagi udang dengan perairan yang baru untuk menciptakan lingkungan perairan yang lebih sesuai dengan kondisi dan kualitas udang.
  2. Metode yang digunakan harus tepat sasaran sesuai dengan parameter yang akan dikelola yaitu kecerahan air, warna air tambak, kondisi fisik air tambak dan kondisi dasar tambak. Parameter tersebut membutuhkan pendekatan metode tersendiri yang tetap mengacu pada keterkaitan satu sama lain.
  3. Metode yang digunakan harus dapat menyentuh akar permasalahan kualitas air yang sebenarnya. Permasalahan kualitas air tambak dapat terjadi antara lain karena :(a) Faktor internal tambak, yaitu permasalahan yang terjadi karena terganggunya salah satu unsur penyusun ekosistem perairan tambak;( b) Faktor eksternal tambak, yaitu permasalahan yang diakibatkan oleh adanya pengaruh dari luar tambak seperti perubahan cuaca yang menyebabkan kestabilan perairan terguncang;(c) Faktor treatment error yaitu permasalahan yang terjadi akibat kesalahan perlakuan teknis budidaya
Dasar pertimbangan seperti yang telah diuraikan di atas bertujuan agar penerapan metode yang digunakan dalam pengelolaan kualitas air tambak dapat berjalan efektif dan efisien baik secara teknis budidaya maupun perhitungan finansial. Beberapa metode yang biasa digunakan dalam pengelolaan kualitas air tambak antara lain :
  1. Sirkulasi air
  2. Pemupukan air
  3. Inokulasi air, and
  4. Penggunaan bahan kimia dan obat-obatan (tidak direkomendasikan).
Metode tersebut di atas dalam penerapannya tidak dapat berdiri sendiri dan mempunyai keterkaitan satu sama lain tergantung pada tingkat urgency dan skala prioritas dari perlakuan teknis budidaya yang akan diberikan berdasarkan pengamatan dan identifikasi keperluan yang ditemukan di lapangan. Metode pengelolaan kualitas air tambak yang dilakukan secara terpisah akan mengakibatkan keseimbangan ekosistem perairan tersebut terganggu sehingga dapat menyebabkan suatu permasalahan yang baru yang lebih kompleks
2.3 Parameter Baku Mutu Air
Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energy, atau komponen yang ada atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya didalam air. Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu.
Parameter Fisika
  • Kecerahan
            Menurut Kordi dan Andi (2009), kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan kedalam air. Kemampuan cahaya matahari untuk tembus sampai kedasar perairan dipengaruhi oleh kekeruhan (turbidity) air. Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan, kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan-lapisan manakah yang tidak keruh, yang agak keruh, dan yang paling keruh. Air yang tidak terlampau keruh dan tidak pula terlampau jernih, baik untuk kehidupan ikan dan udang budidaya.
  • Suhu 
            Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme, karena itu penyebaran organisme baik dilautan maupun diperairan tawar dibatasi oleh suhu perairan tersebut. Suhu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kehidupan biota air. Secara umum, laju pertumbuhan meningkat sejalan dengan kenaikan suhu, dapat menekan kehidupan hewan budidaya bahkan menyebabkan kematian bila peningkatan suhu sampai ekstrim(drastis)(Kordi dan Andi,2009).

Parameter Kimia
  • pH
            pH air mempengaruhi tangkat kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah dapat membunuh hewan budidaya. Pada pH rendah( keasaman tinggi),  kandungan oksigan terlarut akan berkurang, sebagai akibatnya konsumsi oksigen menurun, aktivitas naik dan selera makan akan berkurang. Hal ini sebaliknya terjadi pada suasana basa. Atas dasar ini, maka usaha budidaya perairan akan berhasil baik dalam air dengan pH 6,5 – 9.0 dan kisaran optimal adalah ph 7,5 – 8,7(Kordi dan Andi,2009).
  • Oksigan Terlarut / DO
            Mnurut Wibisono (2005), konsentrasi gas oksigen sangat dipengaruhi oleh suhu, makin tinggi suhu, makin berkurang tingkat kelarutan oksigen. Dilaut, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen / DO) berasal dari dua sumber, yakni dari atmosfer dan dari hasil proses fotosintesis fitoplankton dan berjenis tanaman laut. Oksigen yang diperlukan biota air untuk pernafasannya harus terlarut dalam air. Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas, sehinnga bila ketersediaannya didalam air tidak mencukupi kebutuhan biota budidaya, maka segal aktivitas biota akan terhambat.
  • CO2
            Karbondioksida (Co2), merupakan gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan air renik maupun tinhkat tinggi untuk melakukan proses fotosintesis. Meskipun peranan karbondioksida sangat besar bagi kehidupan organisme air, namun kandungannya yang berlebihan sangat menganggu, bahkan menjadi racu secara langsung bagi biota budidaya, terutama dikolam dan ditambak(Kordi dan Andi,2009).
            Meskipun presentase karbondioksida di atmosfer relatif kecil, akan tetapi keberadaan karbondioksida di perairan relatif banyak,kerana karbondioksida memiliki kelarutan yang relatif banyak.
  • Nitrat nitrogen
            Menurut Susana (2002), senyawa kimia nitrogen urea (N-urea) ,algae memanfaatkan senyawa tersebut untuk pertumbuhannya sebagai sumber nitrogen yang berasal dari senyawa nitrogen-organik. konsentasi nitrogen organik di perairan yang tidak terpolusi sangat beraneka ragam. Bahkan konsentrasi amonia nitrogen tinggi pada kolam yang diberi pupuk daripada yang hanya biberi pakan. Nitrogen juga mengandung bahan organik terlarut.
  • Orthophospat
            Menurut Andayani (2005), orthophospat yang larut, dengan mudah tesedia bagi tanaman, tetapi ketersediaan bentuk-bentuk lain belum ditentukan dengan pasti. Konsentrasi fosfor dalam air sangat rendah : konsentasi ortophospate yang biasanya tidak lebih dari 5-20mg/liter dan jarang melebihi 1000mg/liter. Fosfat ditambahkan sebagai pupuk dalam kolam, pada awalnya tinggi orthophospat yang terlarut dalam air dan konsentrasi akan turun dalam beberapa hari setelah perlakuan.
            Menurut Muchtar (2002), fitoplankton merupakan salah satu parameter biolagi yang erat hubungannya dengan fosfat dan nitrat. Tinggi rendahnya kelimpahan fitoplankton disuatu perairan tergantung tergantung pada kandungan zat hara fosfat dan nitrat. Sama halnya seprti zat hara lainnya, kandungan fosfat dan nitrat disuatu perairan, secara alami terdapat  sesuai dengan kebutuhan organisme yang hidup diperairan tersebut.

2.4 Air Limbah
Air limbah merupakan air yang keluar dan tidak terpakai dari suatu aktivitas (industry, rumah tangga, supermarket, hotel, dsb). Air limbah ini biasanya mengandung berbagai zat pencemar (kontaminan) seperti padatan tersupsensi padatan terlarut, logam berat, bahan organic, bahan beracun, dan dapat bertemperatur tinggi. Air limbah ini umumnya akan di buang ke badan air penerima seperti sungai, laut, dan kedalam tanah. Pembuangan air limbah dengan kandungan berbagai zat pencemar mengakibatkan terjadinya pencemaran pada perairan yang dijadikan sebagai pusat pembuangan limbah tsb, contohnya sungai atau laut sehingga dapat mengganggu kelangsungan hidup bagi organisme yang ada di perairan itu misalnya ikan.
2.5 Hubungan Antara Managemen Kualitas Air dan Tingkat Pertumbuhan Hidup Manusia
Air merupakan kebutuhan mutlak bagi makhluk hidup. Akan tetapi, air yang dibutuhkan manusia sebagai makhluk hidup adalah air bersih. Air bersih digunakan sebagai kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Air bersih merupakan air yang memenuhi syarat kualitas yang meliputi syarat fisika, kimia, dan biologi. Seiring dengan berjalannya waktu maka pertumbuhan penduduk semakin meningkat dan semakin banyak pula yang membutukan air.
Bagimana jika ketersediaan air bersih berkurang bahkan tidak ada lagi? Manusia sangat kritis sehingga menimbulkan kematian, maka dari itu diperlukan kesadaran diri sendiri untuk menjaga lingkungan dan kondisi air demi penghidupan dan anak cucu kita nanti.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Air adalah salah satu sumber penghidupan bagi makhluk hidup yang ada dimuka bumi ini, sehingga perlu kesadaran bagi setiap individu untuk menjaga kualitas air agar tetap dalam kondisi alamiahnya. Kualitas air adalah pengujian pada air berdasarkan parameter fisika, kimia, dan biologi.
3.2 Saran
Alangkah baiknya kita lebih kritis untuk memikirkan masa depan salah satu dengan cara menjaga kondisi air agar tetap alamiah.





DAFTAR PUSTAKA
Blog Tehnik lingkungan.” Kualitas air dan parameter kualitas air”.
file:/Blog%20Teknik%20Lingkungan%20Universitas%20Bhayangkara%20%20KUALITAS%20AIR%20DAN%20PARAMETER%20KUALITAS%20AIR.htm
PP No. 82 Tahun 2001. Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air
Rian, 2010. “Manajemen Kualitas air”.
http://agribiz-news.blogspot.co.id/2011/01/konsep-metode-pengelolaan-kualitas-air.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar