Kamis, 19 November 2015

AMDAL "Analisis Mengenai Dampak Lingkungan"


Makalah AMDAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Manusia sebagai makhluk hidup senantiasa selalu ingin hidup lebih baik lagi setiap harinya, manusia juga berinteraksi dengan lingkungan hidupnya.. Hal ini dapat menjelaskan bahwa makhluk hidup sangat bergantung dengan lingkungan hidupnya, kelangsungan hidupnya tergantung bagaimana bisa dia menyesuaikan diri.
Seiring dengan berjalannya waktu banyak bangunan yang manusia buat sendiri dan secara tidak langsung itu dapat mengubah lingkungan hidupnya, manusia sebisa mungkin memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk kelangsungan hidupnya yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Pola pemanfaatan sumber daya alam harus memberi kesempatan dan peran serta aktif masyarakat, serta memikirkan dampak-dampak yang timbul akibat pemanfaatan sumber daya alam tersebut. Untuk itu diperlukan suatu pemahaman yang cukup untuk menganalisis mengenai dam lingkungan.

  
  
 BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian AMDAL
AMDAL merupakan singkatan dari "Analisis Mengenai Dampak Lingkungan”. Amdal itu sendiri adalah sebuah proses studi yang digunakan untuk memperkirakan dampak yang akan terjadi ketika dilakukan pembangunan suatu proyek atau usaha. Oleh karena itu, dibutuhkan analisis pada tahap awal atau pada saat perencanaan pembangunan yang bertujuan agar tidak terjadi masalah pada proses pembangunan maupun setelah pembangunan.
2.2. Tujuan dan Fungsi AMDAL
Tujuan : Meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi lebih sedikit, dan mengidentifikasi dampak yang mungkin terjadi terhadap lingkungan akibat kegiatan yang direncanakan.
Fungsi : Untuk menciptakan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
2.3 Manfaat AMDAL Untuk Berbagai Pihak
Bagi Masyarakat
  • Masyarakat dapat mengetahui sejak dini dampak positif dan negative akibat adanya suatu kegiatan pembangunan.
  • Melaksanakan control terhadap pemanfaatan sumber daya alam dan upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan pemrakarsa.
  • Terlibat dalam proses pengambilan keputusan terhadapa rencana pembangunan yang berpengaruh bagi kepentingan mereka.
Bagi Pemerintah
  • Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan serta pemborosan SDA.
  • Menghindari timbulnya konflik dengan masyarakat.
  • Menjaga agar pelaksanaan pembangunan tetap sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Bagi Pemrakarsa (yang punya usaha/proyek)
  • Dapat menjamin keberlangsungan usaha.
  • Menghemat dalam pemanfaatan sumberdaya, baik itu modal bahan baku dan energy.
2.4 Landasan Hukum
  • UU RI No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
  • PP Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2006
  • Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006
2.5 Prosedur Penyusunan AMDAL
  • Proses penapisan wajib amdal
  • Proses pengumuman
  • Proses pelingkupan
  • Proses penyusunan dan penilaian KA-ANDAL
  • Proses penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, RPL
  • Persetujuan kelayakan lingkungan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk mendirikan sebuah usaha diperlukan AMDAL untuk mengetahui apakah usaha tersebut layak atau tidak dilihat dari dampak yang ditimbulkan. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan AMDAL ini yaitu masyarakat, pemerintah, dan pemrakarsa atau si pemilik usaha atau proyek tersebut.
3.2 Saran
Diharapkan untuk kedepannya dapat dijelaskan lebih rinci lagi tentang studi AMDAL ini.


DAFTAR PUSTAKA
Sumber : Data primer (catatan tentang matakuliah AMDAL sebelumnya)

MANAGEMEN KUALiTAS AIR


Makalah managemen kualitas air (tugas matakuliah Ekologi Perairan)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas  dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air  dapat menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik  kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup  sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihansanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.
Dewasa ini, air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Untuk mendapat air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini  menjadi barang yang mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kualitas Air
Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan di uji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku (Pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003). Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan parameter biologi (Masduqi,2009).


2.2 Konsep Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air adalah pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan untuk menjamin agar air tetap dalam kondisi alamiahnya. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air.
Pengelolaan kualitas air juga tedapat pada PP No. 82 Thn 2001 yaitu pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air diselenggarakan secara terpadu dengan pendekatan ekosistem upaya pengelolaan kualitas air dilakukan pada : 1) sumber air yang terdapat didalam hutan lindung, 2) mata air yang terdapat diluar hutan lindung, dan 3) akuifer air tanah dalam.
Kegiatan pengelolaan kualitas air pada dasarnya berupa program kegiatan yang mengarahkan perairan tambak pada keseimbangan ekosistem perairan dalam suatu petakan terbatas agar tercipta suatu kondisi perairan yang menyerupai habitat alami udang baik dari segi sifat, behaviour maupun secara ekologinya. Penerapan program pengelolaan kualitas air tambak membutuhkan kemampuan teknis budidaya yang memadai dari para pelakunya melalui metode yang digunakan dengan beberapa aspek yang perlu dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam penerapannya, yaitu antara lain :
  1. Metode yang digunakan harus mengacu pada tujuan pengelolaan air tambak. Secara garis besar tujuan dari kegiatan ini terbagi dalam 3 kelompok yaitu : (a) Menjaga atau mempertahankan kualitas air yang sudah sesuai dengan tolok ukur berlaku berdasarkan pengamatan lapangan maupun teori; (b) Memperbaiki kualitas perairan yang kurang sesuai ke arah yang lebih baik; (c) Mengganti perairan tambak yang dapat membahayakan bagi udang dengan perairan yang baru untuk menciptakan lingkungan perairan yang lebih sesuai dengan kondisi dan kualitas udang.
  2. Metode yang digunakan harus tepat sasaran sesuai dengan parameter yang akan dikelola yaitu kecerahan air, warna air tambak, kondisi fisik air tambak dan kondisi dasar tambak. Parameter tersebut membutuhkan pendekatan metode tersendiri yang tetap mengacu pada keterkaitan satu sama lain.
  3. Metode yang digunakan harus dapat menyentuh akar permasalahan kualitas air yang sebenarnya. Permasalahan kualitas air tambak dapat terjadi antara lain karena :(a) Faktor internal tambak, yaitu permasalahan yang terjadi karena terganggunya salah satu unsur penyusun ekosistem perairan tambak;( b) Faktor eksternal tambak, yaitu permasalahan yang diakibatkan oleh adanya pengaruh dari luar tambak seperti perubahan cuaca yang menyebabkan kestabilan perairan terguncang;(c) Faktor treatment error yaitu permasalahan yang terjadi akibat kesalahan perlakuan teknis budidaya
Dasar pertimbangan seperti yang telah diuraikan di atas bertujuan agar penerapan metode yang digunakan dalam pengelolaan kualitas air tambak dapat berjalan efektif dan efisien baik secara teknis budidaya maupun perhitungan finansial. Beberapa metode yang biasa digunakan dalam pengelolaan kualitas air tambak antara lain :
  1. Sirkulasi air
  2. Pemupukan air
  3. Inokulasi air, and
  4. Penggunaan bahan kimia dan obat-obatan (tidak direkomendasikan).
Metode tersebut di atas dalam penerapannya tidak dapat berdiri sendiri dan mempunyai keterkaitan satu sama lain tergantung pada tingkat urgency dan skala prioritas dari perlakuan teknis budidaya yang akan diberikan berdasarkan pengamatan dan identifikasi keperluan yang ditemukan di lapangan. Metode pengelolaan kualitas air tambak yang dilakukan secara terpisah akan mengakibatkan keseimbangan ekosistem perairan tersebut terganggu sehingga dapat menyebabkan suatu permasalahan yang baru yang lebih kompleks
2.3 Parameter Baku Mutu Air
Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energy, atau komponen yang ada atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya didalam air. Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu.
Parameter Fisika
  • Kecerahan
            Menurut Kordi dan Andi (2009), kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan kedalam air. Kemampuan cahaya matahari untuk tembus sampai kedasar perairan dipengaruhi oleh kekeruhan (turbidity) air. Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan, kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan-lapisan manakah yang tidak keruh, yang agak keruh, dan yang paling keruh. Air yang tidak terlampau keruh dan tidak pula terlampau jernih, baik untuk kehidupan ikan dan udang budidaya.
  • Suhu 
            Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme, karena itu penyebaran organisme baik dilautan maupun diperairan tawar dibatasi oleh suhu perairan tersebut. Suhu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kehidupan biota air. Secara umum, laju pertumbuhan meningkat sejalan dengan kenaikan suhu, dapat menekan kehidupan hewan budidaya bahkan menyebabkan kematian bila peningkatan suhu sampai ekstrim(drastis)(Kordi dan Andi,2009).

Parameter Kimia
  • pH
            pH air mempengaruhi tangkat kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah dapat membunuh hewan budidaya. Pada pH rendah( keasaman tinggi),  kandungan oksigan terlarut akan berkurang, sebagai akibatnya konsumsi oksigen menurun, aktivitas naik dan selera makan akan berkurang. Hal ini sebaliknya terjadi pada suasana basa. Atas dasar ini, maka usaha budidaya perairan akan berhasil baik dalam air dengan pH 6,5 – 9.0 dan kisaran optimal adalah ph 7,5 – 8,7(Kordi dan Andi,2009).
  • Oksigan Terlarut / DO
            Mnurut Wibisono (2005), konsentrasi gas oksigen sangat dipengaruhi oleh suhu, makin tinggi suhu, makin berkurang tingkat kelarutan oksigen. Dilaut, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen / DO) berasal dari dua sumber, yakni dari atmosfer dan dari hasil proses fotosintesis fitoplankton dan berjenis tanaman laut. Oksigen yang diperlukan biota air untuk pernafasannya harus terlarut dalam air. Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas, sehinnga bila ketersediaannya didalam air tidak mencukupi kebutuhan biota budidaya, maka segal aktivitas biota akan terhambat.
  • CO2
            Karbondioksida (Co2), merupakan gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan air renik maupun tinhkat tinggi untuk melakukan proses fotosintesis. Meskipun peranan karbondioksida sangat besar bagi kehidupan organisme air, namun kandungannya yang berlebihan sangat menganggu, bahkan menjadi racu secara langsung bagi biota budidaya, terutama dikolam dan ditambak(Kordi dan Andi,2009).
            Meskipun presentase karbondioksida di atmosfer relatif kecil, akan tetapi keberadaan karbondioksida di perairan relatif banyak,kerana karbondioksida memiliki kelarutan yang relatif banyak.
  • Nitrat nitrogen
            Menurut Susana (2002), senyawa kimia nitrogen urea (N-urea) ,algae memanfaatkan senyawa tersebut untuk pertumbuhannya sebagai sumber nitrogen yang berasal dari senyawa nitrogen-organik. konsentasi nitrogen organik di perairan yang tidak terpolusi sangat beraneka ragam. Bahkan konsentrasi amonia nitrogen tinggi pada kolam yang diberi pupuk daripada yang hanya biberi pakan. Nitrogen juga mengandung bahan organik terlarut.
  • Orthophospat
            Menurut Andayani (2005), orthophospat yang larut, dengan mudah tesedia bagi tanaman, tetapi ketersediaan bentuk-bentuk lain belum ditentukan dengan pasti. Konsentrasi fosfor dalam air sangat rendah : konsentasi ortophospate yang biasanya tidak lebih dari 5-20mg/liter dan jarang melebihi 1000mg/liter. Fosfat ditambahkan sebagai pupuk dalam kolam, pada awalnya tinggi orthophospat yang terlarut dalam air dan konsentrasi akan turun dalam beberapa hari setelah perlakuan.
            Menurut Muchtar (2002), fitoplankton merupakan salah satu parameter biolagi yang erat hubungannya dengan fosfat dan nitrat. Tinggi rendahnya kelimpahan fitoplankton disuatu perairan tergantung tergantung pada kandungan zat hara fosfat dan nitrat. Sama halnya seprti zat hara lainnya, kandungan fosfat dan nitrat disuatu perairan, secara alami terdapat  sesuai dengan kebutuhan organisme yang hidup diperairan tersebut.

2.4 Air Limbah
Air limbah merupakan air yang keluar dan tidak terpakai dari suatu aktivitas (industry, rumah tangga, supermarket, hotel, dsb). Air limbah ini biasanya mengandung berbagai zat pencemar (kontaminan) seperti padatan tersupsensi padatan terlarut, logam berat, bahan organic, bahan beracun, dan dapat bertemperatur tinggi. Air limbah ini umumnya akan di buang ke badan air penerima seperti sungai, laut, dan kedalam tanah. Pembuangan air limbah dengan kandungan berbagai zat pencemar mengakibatkan terjadinya pencemaran pada perairan yang dijadikan sebagai pusat pembuangan limbah tsb, contohnya sungai atau laut sehingga dapat mengganggu kelangsungan hidup bagi organisme yang ada di perairan itu misalnya ikan.
2.5 Hubungan Antara Managemen Kualitas Air dan Tingkat Pertumbuhan Hidup Manusia
Air merupakan kebutuhan mutlak bagi makhluk hidup. Akan tetapi, air yang dibutuhkan manusia sebagai makhluk hidup adalah air bersih. Air bersih digunakan sebagai kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Air bersih merupakan air yang memenuhi syarat kualitas yang meliputi syarat fisika, kimia, dan biologi. Seiring dengan berjalannya waktu maka pertumbuhan penduduk semakin meningkat dan semakin banyak pula yang membutukan air.
Bagimana jika ketersediaan air bersih berkurang bahkan tidak ada lagi? Manusia sangat kritis sehingga menimbulkan kematian, maka dari itu diperlukan kesadaran diri sendiri untuk menjaga lingkungan dan kondisi air demi penghidupan dan anak cucu kita nanti.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Air adalah salah satu sumber penghidupan bagi makhluk hidup yang ada dimuka bumi ini, sehingga perlu kesadaran bagi setiap individu untuk menjaga kualitas air agar tetap dalam kondisi alamiahnya. Kualitas air adalah pengujian pada air berdasarkan parameter fisika, kimia, dan biologi.
3.2 Saran
Alangkah baiknya kita lebih kritis untuk memikirkan masa depan salah satu dengan cara menjaga kondisi air agar tetap alamiah.





DAFTAR PUSTAKA
Blog Tehnik lingkungan.” Kualitas air dan parameter kualitas air”.
file:/Blog%20Teknik%20Lingkungan%20Universitas%20Bhayangkara%20%20KUALITAS%20AIR%20DAN%20PARAMETER%20KUALITAS%20AIR.htm
PP No. 82 Tahun 2001. Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air
Rian, 2010. “Manajemen Kualitas air”.
http://agribiz-news.blogspot.co.id/2011/01/konsep-metode-pengelolaan-kualitas-air.html

Senin, 16 November 2015

FAKTOR PEMBATAS SUATU PERAIRAN

A. Pengertian Faktor Pembatas
Faktor pembatas adalah suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan perkembangan suatu ekosistem . faktor lingkungan menjadi faktor pembatas, baik itu abiotik maupun biotik. Abiotik diantaranya adalah suhu,kecepatan,arus dan ph.
Pengertian tentang faktor lingkungan sebagai faktor pembatas kemudian dikenal sebagai Hukum faktor pembatas, yang dikemukakan oleh F.F Blackman, yang menyatakan: jika semua proses kebutuhan tumbuhan tergantung pada sejumlah faktor yang berbeda-beda, maka laju kecepatan suatu proses pada suatu waktu akan ditentukan oleh faktor yang pembatas pada suatu saat.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Ekologi
Faktor Fisika
Proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup pada dasarnya akan dipengaruhi dan mempengaruhi faktor-faktor lingkungan, seperti cahaya, suhu atau nutrien dalam jumlah minimum dan maksimum (Romimohtanto,2009).
Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, Secara umum kerusakan yang terjadi tidak sedikit. Disamping kerusakan bangunan fisik, ekosistem pesisir pun rusak berat. Masalah erosi, sedimentasi dan abrasi pun dirasakan sangat mengganggu aktivitas pengembangan dan pemanfaatan wilayah pesisir. Misalnya, hilangnya penyangga pantai, yaitu hutan mangrove. Dilain pihak, pengembangan dan pemanfaatan yang dilakukan, misalnya dengan adanya konversi lahan hutan bakau menjadi tambak tanpa pertimbangan yang memadai pada gilirannya akan memicu laju erosi, sedimentasi dan abrasi secara tak terkendali (Anneahira,2012).
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid.Pada abad 17 terdapat 30 jenis skala yang membuat para ilmuan kebingungan. Hal ini memberikan inspirasi pada Anders Celcius (1701 – 1744) sehingga pada tahun 1742 dia memperkenalkan skala yang digunakan sebagai pedoman pengukuran suhu. Skala ini diberinama sesuai dengan namanya yaitu Skala Celcius. Apabila benda didinginkan terus maka suhunya akan semakin dingin dan partikelnya akan berhenti bergerak, kondisi ini disebut kondisi nol mutlak. Skala Celcius tidak bisa menjawab masalah ini maka Lord Kelvin (1842 – 1907 menawarkan skala baru yang diberi nama Kelvin. Skala kelvin dimulai dari 273 K ketika air membeku dan 373 K ketika air mendidih. Sehingga nol mutlak sama dengan 0 K atau -273°C. Selain skal a tersebut ada juga skala Reamur dan Fahrenheit. Untuk skala Reamur air membeku pada suhu 0°R dan mendidih pada suhu 80°R sedangkan pada skala Fahrenheit air membuka pada suhu 32°F dan mendidih pada suhu 212°F (Alljabar,2012).
Kecerahan perairan adalah suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan cahaya untuk menembus lapisan air pada kedalaman tertentu. Pada perairan alami kecerahan sangat penting karena erat kaitannya dengan aktifitas fotosintesa.Kecerahan merupakan faktor penting bagi proses fotosintesa dan produksi primer dalam suatu perairan. Seperti diketahui fotosintesa rumput laut sangat membutuhkan cahaya dan apabila aktifitas fotosintesa terganggu maka akan mengakibatkan pertumbuhan rumput laut yang tidak optimal (Romimohtanto ,2009
Faktor Kimia
Tumbuhan untuk dapat hidup dan tumbuh dengan baik membutuhkan sejumlah nutrien tertentu (misalnya unsur-unsur nitrat dan fosfat) dalam jumlah minimum. Dalam hal ini unsur-unsur tersebut sebagai faktor ekologi berperan sebagai faktor pembatas. Pada dasarnya secara alami kehidupannya dibatasi oleh: jumlah dan variabilitas unsurunsur faktor lingkungan tertentu (seperti nutrien, suhu udara) sebagai kebutuhan minimum, dan batas toleransi tumbuhan terhadap faktor atau sejumlah faktor lingkungan (Nontji,2005).
Salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram pada setiap kilogram air laut. Secara praktis, adalah susah untuk mengukur salinitas di laut, oleh karena itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida (Cl). Kandungan klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram ion klorida pada satu kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh klorida. Penetapan ini mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan klorida.Salinitas ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah total dalam gram bahan-bahan terlarut dalam satu kilogram air laut jika semua karbonat dirubah menjadi oksida, semua bromida dan yodium dirubah menjadi klorida dan semua bahan-bahan organik dioksidasi.

 Faktor Aktvitas Manusia
Kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran. Beberapa faktor dalam proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup seperti cahaya, suhu atau nutrien dalam jumlah minimum dan maksimum. Dalam ekologi tumbuhan faktor lingkungan sebagai faktor ekologi dapat dianalisis menurut bermacam-macam faktor. Satu atau lebih dari faktor-faktor tersebut dikatakan penting jika dapat mempengaruhi atau dibutuhkan, bila terdapat pada taraf minimum, maksimum atau optimum menurut batas-batas toleransinya (Anwar,2009).
Tumbuhan untuk dapat hidup dan tumbuh dengan baik membutuhkan sejumlah nutrien tertentu (misalnya unsur-unsur nitrat dan fosfat) dalam jumlah minimum. Dalam hal ini unsur-unsur tersebut sebagai faktor ekologi berperan sebagai faktor pembatas (Anwar,2004).
Faktor-faktor lingkungan penting yang berperan sebagai sifat toleransi faktor pembatas minimum dan faktor pembatas maksimum (Anwar,2004).
Pada dasarnya secara alami kehidupannya dibatasi oleh: jumlah dan variabilitas unsur-unsur faktor lingkungan tertentu (seperti nutrien, suhu udara) sebagai kebutuhan minimum, dan batas toleransi tumbuhan terhadap faktor atau sejumlah faktor lingkungan (Anwar,2004).
C. Hubungannya Terhadap Ekosistem Dalam Suatu Perairan
Faktor pembatas juga dapat mempengaruhi kelangsungan hidup ekosistem disuatu perairan misalnya ekosistem lamun, terumbu karang dsb.
Pengaruh Arus dan suhu
Arus membawa O2 yang dibutuhkan hewan-hewan terumbu karang. Kekuatan arus mempengaruhi jumlah makanan yang terbawa dengan demikian mempengaruhi juga kecepatan pertumbuhan binatang karang.
·         Suhu laut optimum bagi kehidupan terumbu karang adalah 26-28oC, kenaikan atau penurunan suhu dalam waktu yang relatif lama dapat mengakibatkan kematian hewan karang.
·         Suhu adalah faktor yang penting bagi organisme dilaut karena dapat mempengaruhi aktivitas metabolisme ataupun perkembangbiakan organisme tertentu. Kisaran suhu optimal bagi spesies lamun untuk perkembangan adalah 28-30oC, sedangkan untuk fotosintesis lamun membutuhkan suhu optimum antara 25-35oC dan pada saat cahaya penuh. Suhu mempengaruhi proses fisiologi seperti fotosintesis, laju respirasi, pertumbuhan dan reproduksi.
 Sedimen
Hutan mangrove biasanya tumbuh di daerah yang terlindung dari pengaruh ombak dan arus yang kuat. Terumbu karang dan lamun disini berfungsi sebagai penahan ombak dan arus yang kuat untuk memperlambat pergerakannya. Ini merupakan salah satu interaksi fisik dari terumbu karang dan lamun terhadap mangrove sehingga mangrove terlindungi dari ombak dan arus yang kuat.
Hutan mangrove kaya akan sedimen yang mengendap di dasar perairan. Apabila sedimen ini masuk ke ekosistem lamun maupun terumbu karang dengan jumlah yang sangat banyak dan terus menerus oleh pengaruh hujan lebat, penebangan hutan mangrove maupun pasang surut dapat mengeruhkan perairan, maka ini akan mempengaruhi fotosintesis dari lamun dan zooxanthela yang hidup pada karang. Sedimen yang membuat perairan keruh akan berdampak pada berkurangnya penetrasi cahaya matahari (kecerahan). Tanpa cahaya yang cukup, laju fotosintesis akan berkurang.