Rabu, 30 Desember 2015

LAPORAN PRAKTIKUM AVERTEBRATA AIR : PENGARUH EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP ORGANISME DIDALAMNYA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri lebih dari 17.508 buah pulau besar dan kecil dengan panjang garis pantai sekitar 81.000 km (Soegiarto, 1984). Indonesia sebuah negara yang dilalui oleh garis khatulistiwa (tropis) mempunyai keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Organisme diperairan merupakan salah satu contohnya. Organisme diperairan juga terbagi atas 2 yaitu organisme yang bertulang belakang (vertebrata) dan organisme yang tidak bertulang belakang (avertebrata). Arthropoda adalah salah satu filum dari jenis organisme yang bertulang belakang. Arthropoda adalah hewan yang memiliki kaki bersendi atau beruas-ruas, dan arthropoda merupakan filum terbesar dari kingdom Animalia. Jumlah spesiesnya lebih banyak dari filum-filum lainnya. Filum arthropoda dapat dibedakan berdasarkan morfologi dan tempat hidupnya menjadi 4 subfilum, salah satunya adalah subfilum crustacean. Crustacea adalah hewan arthropoda yang hidup di air, misalnya kepiting, udang, lobster, dan bernakel (Saenab, 2011).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Phylum Mollusca
2.1.1 Pengertian Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu molluscus yang artinya lunak. Jadi adalah kelompok hewan invertebrata yang memiliki tubuh lunak. Tubuh lunaknya itu dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Mollusca yang sudah tidak asing lagi bagi kita adalah siput. Siput merupakan salah satu Mollusca yang termasuk ke dalam kelas gastropoda. yaitu berjalan dengan menggunakan perutnya (Maulani M.F dkk., 2014).
          Maulani M.F dkk., 2014 menyatakan bahwa Mollusca terdiri dari tiga bagian utama yaitu sebagai berikut :
1.      Kaki
Kaki merupakan perpanjangan/penjuluran dari bagian Ventral tubuh yang berotot. Kaki berfungsi untuk bergerak. Pada sebagian Mollusca kaki telah termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
2.      Massa Viseral
Massa viseral adalah bagian tubuh yang lunak dari Mollusca. Di dalam massa viseral terdapat organ-organ seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Massa viseral dilindungi oleh mantel.

3.      Mantel
Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi massa viseral. Mantel membentuk suatu rongga yang disebut rongga mantel. Di dalam rongga mantel berisi cairan. Cairan tersebut adalah tempat lubang insang, lubang ekskresi dan anus.
Maulani M.F dkk., (2014) Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan organisme lain. Misalnya ganggan, ikan, ataupun Mollusca lainnya. Mollusca hidup di air maupun di darat. Mollusca yang hidup di air contohnya sotong dan gurita. Sedangkan yang hidup di darat contohnya siput. Mollusca yang hidup di air bernafas dengan insang yang berada pada rongga mantel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Phylum Mollusca
2.1.1 Pengertian Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu molluscus yang artinya lunak. Jadi adalah kelompok hewan invertebrata yang memiliki tubuh lunak. Tubuh lunaknya itu dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Mollusca yang sudah tidak asing lagi bagi kita adalah siput. Siput merupakan salah satu Mollusca yang termasuk ke dalam kelas gastropoda. yaitu berjalan dengan menggunakan perutnya (Maulani M.F dkk., 2014).
          Maulani M.F dkk., 2014 menyatakan bahwa Mollusca terdiri dari tiga bagian utama yaitu sebagai berikut :
1.      Kaki
Kaki merupakan perpanjangan/penjuluran dari bagian Ventral tubuh yang berotot. Kaki berfungsi untuk bergerak. Pada sebagian Mollusca kaki telah termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
2.      Massa Viseral
Massa viseral adalah bagian tubuh yang lunak dari Mollusca. Di dalam massa viseral terdapat organ-organ seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Massa viseral dilindungi oleh mantel.

3.      Mantel
Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi massa viseral. Mantel membentuk suatu rongga yang disebut rongga mantel. Di dalam rongga mantel berisi cairan. Cairan tersebut adalah tempat lubang insang, lubang ekskresi dan anus.
Maulani M.F dkk., (2014) Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan organisme lain. Misalnya ganggan, ikan, ataupun Mollusca lainnya. Mollusca hidup di air maupun di darat. Mollusca yang hidup di air contohnya sotong dan gurita. Sedangkan yang hidup di darat contohnya siput. Mollusca yang hidup di air bernafas dengan insang yang berada pada rongga mantel. 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Phylum Mollusca
2.1.1 Pengertian Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu molluscus yang artinya lunak. Jadi adalah kelompok hewan invertebrata yang memiliki tubuh lunak. Tubuh lunaknya itu dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Mollusca yang sudah tidak asing lagi bagi kita adalah siput. Siput merupakan salah satu Mollusca yang termasuk ke dalam kelas gastropoda. yaitu berjalan dengan menggunakan perutnya (Maulani M.F dkk., 2014).
          Maulani M.F dkk., 2014 menyatakan bahwa Mollusca terdiri dari tiga bagian utama yaitu sebagai berikut :
1.      Kaki
Kaki merupakan perpanjangan/penjuluran dari bagian Ventral tubuh yang berotot. Kaki berfungsi untuk bergerak. Pada sebagian Mollusca kaki telah termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
2.      Massa Viseral
Massa viseral adalah bagian tubuh yang lunak dari Mollusca. Di dalam massa viseral terdapat organ-organ seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Massa viseral dilindungi oleh mantel.

3.      Mantel
Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi massa viseral. Mantel membentuk suatu rongga yang disebut rongga mantel. Di dalam rongga mantel berisi cairan. Cairan tersebut adalah tempat lubang insang, lubang ekskresi dan anus.
Maulani M.F dkk., (2014) Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan organisme lain. Misalnya ganggan, ikan, ataupun Mollusca lainnya. Mollusca hidup di air maupun di darat. Mollusca yang hidup di air contohnya sotong dan gurita. Sedangkan yang hidup di darat contohnya siput. Mollusca yang hidup di air bernafas dengan insang yang berada pada rongga mantel. 
2.2 Phylum Arthropoda
Arthropoda adalah salah satu filum dari jenis organisme yang bertulang belakang. Arthropoda adalah hewan yang memiliki kaki bersendi atau beruas-ruas, dan arthropoda merupakan filum terbesar dari kingdom Animalia. Jumlah spesiesnya lebih banyak dari filum-filum lainnya. Filum arthropoda dapat dibedakan berdasarkan morfologi dan tempat hidupnya menjadi 4 subfilum, salah satunya adalah subfilum crustacea (Muhamad, 2013).
2.2.1 Subfilum Crustacea
Subfilum crustacea pada umumnya merupakan hewan akuatik. Kata crustacea berasal dari bahasa Latin, yaitu crusta yang berarti cangkang yang keras. Sifat umum dari kelas ini adalah kerangka luar keras yang terbuat dari kitin, yakni polisakarida majemuk yaitu suatu jenis karbohidrat. Cangkang dihasilkan oleh epidermis dan karena sifatnya yang tidak elastis jika mengeras, dimana tubuhnya ditinggalkan secara berkala untuk memungkinkan hewan tumbuh.
crustacea merupakan golongan hewan yang tubuhnya memiliki ruas-ruas dan segmen. pada umumnya hewan ini terdapat di air laut dan di air tawar. Contoh dari hewan ini berupa udang putih, udang windu, kepiting bakau, kepiting rajungan,  dan lobster (Aslan, 2010).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2.1 Kepiting Bakau (Scylla sp.)
Kepiting bakau mempunyai beberapa spesies antara lain Scylla serrata, Scylla transquebarica, dan Scylla oceanica . Menurut Kasry (1991) kepiting bakau diklasifikasikan sebagai berikut.
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Subordo : Branchyura
Famili : Portunidae
Sub Famili : Lipulinae
Genus : Scylla
Kepiting bakau tergolong kelas Krustasea dan ordo Dekapoda, dengan ditandai oleh adanya 5 pasang kaki. Pasangan kaki pertama disebut capit yang berperan sebagai alat pemegang/penangkap makanan, pasangan kaki kelima berbentuk seperti kipas (pipih) dan berfungsi sebagai kaki renang, dan pasangan kaki lainnya berfungsi sebagai kaki jalan (Kordi 2012). Kepiting bakau merupakan salah satu jenis dari sub ordo Branchyura, yang memiliki bentuk melebar melintang, serta bagian 7 perutnya tidak terlihat karena melipat ke dadanya, tidak ada duri ekor dan daun ekor, adapun kepiting jantan memiliki bentuk perut sempit dan meruncing ke depan sedang betina melebar dan setengah lonjong, banyak ditemukan di tambak ikan dekat pantai, hidup dalam lubang-lubang atau terdapat pada pantai-pantai yang ditumbuhi pohon mangrove, dan memiliki warna hijau kotor. Genus Scylla ditandai oleh bentuk karapas yang oval dengan bagian depan yang memiliki 9 duri pada pada sisi kanan dan kiri, serta 6 duri di antara kedua matanya (Kordi 2012). Kedua matanya menempel di tepi bagian depan karapas yang juga dilengkapi dengan tangkai, sehingga kedua matanya dapat digerakgerakkan lebih leluasa. Jika ada gangguan dari luar, sebagai perlindungan matanya ditempelkan rapat-rapat ke kelopaknya, serta di antara kedua matanya ini terletak mulutnya. Panjang karapasnya kurang lebih dua pertiga dari lebarnya, permukaan karapasnya hampir semuanya licin kecuali pada beberapa lekuk berbintik kasar (Kordi 2012).
4.2.2 Faunus ater
Menurut Sudiarta (2011), Faunus ater merupakan siput air payau atau istilah bahasa internasional-nya “Brackish Snail”. Genus Faunus hanya memiliki satu spesies saja, dan genus faunus masuk dalam keluarga Pachychilids. Keluarga Pachychilids merupakan keluarga siput air tawar, hanya species faunus ater sajalah yang hidup atau ditemukan di air payau. Siput dalam keluarga ini dapat ditemukan di amerika bagian selatan maupun tengah, afrika, madagaskar, asia bagian selatan atau asia tenggara dan australia.
Faunus ater tersebar di beberapa bagian yaitu india, sri lanka, pulau andaman, malaysia, myanmar, thailand, singapore, indonesia, philippines, new guinea, pulau solomon, australia bagian utara, dan china. Faunus ater salah satu siput yang berkembang biak melalui telur atau oviparous. Siput ini biasanya digunakan sebagai makanan manusia di negara philipina dan thailand, di indonesiapun beberapa bagian penduduk memakan siput ini (Sudiarta, 2011).
Klasifikasi ilmiah Faunus ater sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Superfamily : Cerithioidea
Family : Pachychilidae
Spesies : Faunus ater
Faunus ater ini memiliki ciri cangkang yang tebal, dan warna cangkang adalah coklat gelap atau hitam. Faunus ater ini biasa hidup menempel di dasar perairan yang suhunya lembab contohnya mangrove. Mempunyai alat reproduksi jantan dan betina yang bergabung atau disebut juga ovotestes. Di ovotestes inilah dihasilkan sprema dan ovum. Faunus ater ini kehidupannya bergantung pada ketersediaan makanan yang ada di mangrove (Aswan, 2013).


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa organisme yang ditemukan di ekosistem mangrove pantai minanga yaitu sebagai berikut :
1)      Faunus ater : adalah hewan avertebeata dari filum molusca class gastropoda yang hidup di ekosistem mangrove.
2)      Kepiting bakau (Scylla sp) : kepiting bakau adalah hewan avertebrata dari filum arthropoda dengan subfilum crustacea yang menjalani hidupnya dengan beruaya dari perairan pantai ke laut, kemudian induk berusaha ke perairan pantai, muara sungai. Kepiting ini memiliki kebiasaan yaitu membenamkan diri ke dasar perairan atau pasir, dan hewan ini tergolong hewan karnivora.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar