BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia
sebagai negara kepulauan yang terdiri lebih dari 17.508 buah pulau besar dan
kecil dengan panjang garis pantai sekitar 81.000 km (Soegiarto, 1984).
Indonesia sebuah negara yang dilalui oleh garis khatulistiwa (tropis) mempunyai
keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Organisme diperairan merupakan salah
satu contohnya. Organisme diperairan juga terbagi atas 2 yaitu organisme yang
bertulang belakang (vertebrata) dan organisme yang tidak bertulang belakang (avertebrata).
Arthropoda adalah salah satu filum dari jenis organisme yang bertulang
belakang. Arthropoda adalah hewan yang memiliki kaki bersendi atau beruas-ruas,
dan arthropoda merupakan filum terbesar dari kingdom Animalia. Jumlah
spesiesnya lebih banyak dari filum-filum lainnya. Filum arthropoda dapat
dibedakan berdasarkan morfologi dan tempat hidupnya menjadi 4 subfilum, salah
satunya adalah subfilum crustacean. Crustacea
adalah hewan arthropoda yang hidup di air, misalnya kepiting, udang, lobster,
dan bernakel (Saenab, 2011).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Phylum Mollusca
2.1.1 Pengertian Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa latin
yaitu molluscus yang artinya lunak. Jadi adalah kelompok hewan
invertebrata yang memiliki tubuh lunak. Tubuh lunaknya itu dilindungi oleh
cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Mollusca yang sudah tidak asing lagi bagi kita adalah siput. Siput
merupakan salah satu Mollusca yang
termasuk ke dalam kelas gastropoda.
yaitu berjalan dengan menggunakan perutnya (Maulani M.F dkk., 2014).
Maulani M.F dkk., 2014 menyatakan bahwa Mollusca terdiri dari tiga bagian utama
yaitu sebagai berikut :
1. Kaki
Kaki merupakan
perpanjangan/penjuluran dari bagian Ventral tubuh yang berotot. Kaki berfungsi
untuk bergerak. Pada sebagian Mollusca kaki telah termodifikasi menjadi
tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
2. Massa
Viseral
Massa viseral adalah bagian
tubuh yang lunak dari Mollusca. Di dalam massa viseral terdapat organ-organ
seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Massa viseral dilindungi
oleh mantel.
3. Mantel
Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi
massa viseral. Mantel membentuk suatu rongga yang disebut rongga mantel. Di
dalam rongga mantel berisi cairan. Cairan tersebut adalah tempat lubang insang,
lubang ekskresi dan anus.
Maulani M.F dkk., (2014) Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan organisme lain.
Misalnya ganggan, ikan, ataupun Mollusca lainnya. Mollusca hidup di air maupun
di darat. Mollusca yang hidup di air contohnya sotong dan gurita. Sedangkan
yang hidup di darat contohnya siput. Mollusca
yang hidup di air bernafas dengan insang yang berada pada rongga mantel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Phylum Mollusca
2.1.1 Pengertian Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa latin
yaitu molluscus yang artinya lunak. Jadi adalah kelompok hewan
invertebrata yang memiliki tubuh lunak. Tubuh lunaknya itu dilindungi oleh
cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Mollusca yang sudah tidak asing lagi bagi kita adalah siput. Siput
merupakan salah satu Mollusca yang
termasuk ke dalam kelas gastropoda.
yaitu berjalan dengan menggunakan perutnya (Maulani M.F dkk., 2014).
Maulani M.F dkk., 2014 menyatakan bahwa Mollusca terdiri dari tiga bagian utama
yaitu sebagai berikut :
1. Kaki
Kaki merupakan
perpanjangan/penjuluran dari bagian Ventral tubuh yang berotot. Kaki berfungsi
untuk bergerak. Pada sebagian Mollusca kaki telah termodifikasi menjadi
tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
2. Massa
Viseral
Massa viseral adalah bagian
tubuh yang lunak dari Mollusca. Di dalam massa viseral terdapat organ-organ
seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Massa viseral dilindungi
oleh mantel.
3. Mantel
Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi
massa viseral. Mantel membentuk suatu rongga yang disebut rongga mantel. Di
dalam rongga mantel berisi cairan. Cairan tersebut adalah tempat lubang insang,
lubang ekskresi dan anus.
Maulani M.F dkk., (2014) Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan organisme lain.
Misalnya ganggan, ikan, ataupun Mollusca lainnya. Mollusca hidup di air maupun
di darat. Mollusca yang hidup di air contohnya sotong dan gurita. Sedangkan
yang hidup di darat contohnya siput. Mollusca
yang hidup di air bernafas dengan insang yang berada pada rongga mantel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Phylum Mollusca
2.1.1 Pengertian Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa latin
yaitu molluscus yang artinya lunak. Jadi adalah kelompok hewan
invertebrata yang memiliki tubuh lunak. Tubuh lunaknya itu dilindungi oleh
cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Mollusca yang sudah tidak asing lagi bagi kita adalah siput. Siput
merupakan salah satu Mollusca yang
termasuk ke dalam kelas gastropoda.
yaitu berjalan dengan menggunakan perutnya (Maulani M.F dkk., 2014).
Maulani M.F dkk., 2014 menyatakan bahwa Mollusca terdiri dari tiga bagian utama
yaitu sebagai berikut :
1. Kaki
Kaki merupakan
perpanjangan/penjuluran dari bagian Ventral tubuh yang berotot. Kaki berfungsi
untuk bergerak. Pada sebagian Mollusca kaki telah termodifikasi menjadi
tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
2. Massa
Viseral
Massa viseral adalah bagian
tubuh yang lunak dari Mollusca. Di dalam massa viseral terdapat organ-organ
seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Massa viseral dilindungi
oleh mantel.
3. Mantel
Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi
massa viseral. Mantel membentuk suatu rongga yang disebut rongga mantel. Di
dalam rongga mantel berisi cairan. Cairan tersebut adalah tempat lubang insang,
lubang ekskresi dan anus.
Maulani M.F dkk., (2014) Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan organisme lain.
Misalnya ganggan, ikan, ataupun Mollusca lainnya. Mollusca hidup di air maupun
di darat. Mollusca yang hidup di air contohnya sotong dan gurita. Sedangkan
yang hidup di darat contohnya siput. Mollusca
yang hidup di air bernafas dengan insang yang berada pada rongga mantel.
2.2 Phylum Arthropoda
Arthropoda adalah
salah satu filum dari jenis organisme yang bertulang belakang. Arthropoda adalah hewan yang memiliki
kaki bersendi atau beruas-ruas, dan arthropoda merupakan filum terbesar dari
kingdom Animalia. Jumlah spesiesnya lebih banyak dari filum-filum lainnya.
Filum arthropoda dapat dibedakan berdasarkan morfologi dan tempat hidupnya
menjadi 4 subfilum, salah satunya adalah subfilum crustacea (Muhamad, 2013).
2.2.1 Subfilum Crustacea
Subfilum crustacea pada umumnya merupakan hewan akuatik. Kata crustacea berasal
dari bahasa Latin, yaitu crusta yang
berarti cangkang yang keras. Sifat umum dari kelas ini adalah kerangka luar
keras yang terbuat dari kitin, yakni polisakarida majemuk yaitu suatu jenis
karbohidrat. Cangkang dihasilkan oleh epidermis dan karena sifatnya
yang tidak elastis jika mengeras, dimana tubuhnya ditinggalkan secara berkala
untuk memungkinkan hewan tumbuh.
crustacea merupakan
golongan hewan yang tubuhnya memiliki ruas-ruas dan segmen. pada umumnya hewan
ini terdapat di air laut dan di air tawar. Contoh dari hewan ini berupa udang
putih, udang windu, kepiting bakau, kepiting rajungan, dan lobster (Aslan,
2010).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2.1 Kepiting Bakau (Scylla sp.)
Kepiting
bakau mempunyai beberapa spesies antara lain Scylla serrata, Scylla
transquebarica, dan Scylla oceanica
. Menurut Kasry (1991) kepiting bakau diklasifikasikan sebagai berikut.
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Subordo : Branchyura
Famili : Portunidae
Sub Famili :
Lipulinae
Genus : Scylla
Kepiting bakau tergolong
kelas Krustasea dan ordo Dekapoda, dengan ditandai oleh adanya 5 pasang kaki.
Pasangan kaki pertama disebut capit yang berperan sebagai alat
pemegang/penangkap makanan, pasangan kaki kelima berbentuk seperti kipas
(pipih) dan berfungsi sebagai kaki renang, dan pasangan kaki lainnya berfungsi
sebagai kaki jalan (Kordi 2012). Kepiting bakau merupakan salah satu jenis dari
sub ordo Branchyura, yang memiliki bentuk melebar melintang, serta bagian 7
perutnya tidak terlihat karena melipat ke dadanya, tidak ada duri ekor dan daun
ekor, adapun kepiting jantan memiliki bentuk perut sempit dan meruncing ke
depan sedang betina melebar dan setengah lonjong, banyak ditemukan di tambak
ikan dekat pantai, hidup dalam lubang-lubang atau terdapat pada pantai-pantai
yang ditumbuhi pohon mangrove, dan memiliki warna hijau kotor. Genus Scylla ditandai oleh bentuk karapas yang
oval dengan bagian depan yang memiliki 9 duri pada pada sisi kanan dan kiri,
serta 6 duri di antara kedua matanya (Kordi 2012). Kedua matanya menempel di
tepi bagian depan karapas yang juga dilengkapi dengan tangkai, sehingga kedua
matanya dapat digerakgerakkan lebih leluasa. Jika ada gangguan dari luar,
sebagai perlindungan matanya ditempelkan rapat-rapat ke kelopaknya, serta di
antara kedua matanya ini terletak mulutnya. Panjang karapasnya kurang lebih dua
pertiga dari lebarnya, permukaan karapasnya hampir semuanya licin kecuali pada
beberapa lekuk berbintik kasar (Kordi 2012).
4.2.2 Faunus ater
Menurut Sudiarta (2011), Faunus ater merupakan siput air payau atau
istilah bahasa internasional-nya “Brackish Snail”. Genus Faunus hanya memiliki
satu spesies saja, dan genus faunus masuk dalam keluarga Pachychilids. Keluarga Pachychilids merupakan keluarga siput air
tawar, hanya species faunus ater sajalah yang hidup atau ditemukan di air
payau. Siput dalam keluarga ini dapat ditemukan di amerika bagian selatan
maupun tengah, afrika, madagaskar, asia bagian selatan atau asia tenggara dan
australia.
Faunus ater tersebar di beberapa bagian yaitu india, sri lanka, pulau
andaman, malaysia, myanmar, thailand, singapore, indonesia, philippines, new
guinea, pulau solomon, australia bagian utara, dan china. Faunus ater salah
satu siput yang berkembang biak melalui telur atau oviparous. Siput ini
biasanya digunakan sebagai makanan manusia di negara philipina dan thailand, di
indonesiapun beberapa bagian penduduk memakan siput ini (Sudiarta, 2011).
Klasifikasi ilmiah Faunus ater sebagai
berikut :
Kingdom :
Animalia
Phylum : Mollusca
Class :
Gastropoda
Superfamily
: Cerithioidea
Family :
Pachychilidae
Spesies : Faunus ater
Faunus ater ini
memiliki ciri cangkang yang tebal, dan warna cangkang adalah coklat gelap atau
hitam. Faunus ater ini biasa hidup
menempel di dasar perairan yang suhunya lembab contohnya mangrove. Mempunyai alat reproduksi jantan dan betina yang
bergabung atau disebut juga ovotestes. Di ovotestes inilah
dihasilkan sprema dan ovum. Faunus
ater ini kehidupannya bergantung pada ketersediaan makanan yang ada di
mangrove (Aswan, 2013).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil diatas dapat disimpulkan
bahwa organisme yang ditemukan di ekosistem mangrove pantai minanga yaitu
sebagai berikut :
1)
Faunus ater : adalah hewan avertebeata dari
filum molusca class gastropoda yang hidup di ekosistem
mangrove.
2)
Kepiting
bakau (Scylla sp) : kepiting bakau
adalah hewan avertebrata dari filum arthropoda
dengan subfilum crustacea yang
menjalani hidupnya dengan beruaya dari perairan pantai ke laut, kemudian induk
berusaha ke perairan pantai, muara sungai. Kepiting ini memiliki kebiasaan
yaitu membenamkan diri ke dasar perairan atau pasir, dan hewan ini tergolong
hewan karnivora.