A. Pengertian
Faktor Pembatas
Faktor pembatas adalah suatu yang dapat menurunkan tingkat
jumlah dan perkembangan suatu ekosistem . faktor lingkungan menjadi faktor pembatas,
baik itu abiotik maupun biotik. Abiotik diantaranya adalah suhu,kecepatan,arus
dan ph.
Pengertian tentang faktor lingkungan sebagai faktor pembatas
kemudian dikenal sebagai Hukum faktor pembatas, yang dikemukakan oleh F.F
Blackman, yang menyatakan: jika semua proses kebutuhan tumbuhan tergantung pada
sejumlah faktor yang berbeda-beda, maka laju kecepatan suatu proses pada suatu
waktu akan ditentukan oleh faktor yang pembatas pada suatu saat.
B.
Faktor Yang Mempengaruhi Ekologi
Faktor
Fisika
Proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup pada dasarnya
akan dipengaruhi dan mempengaruhi faktor-faktor lingkungan, seperti cahaya,
suhu atau nutrien dalam jumlah minimum dan maksimum (Romimohtanto,2009).
Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan
laut; ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air,
yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan
perembesan air asin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang masih
dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi
dan aliran air tawar, Secara umum kerusakan yang terjadi tidak sedikit.
Disamping kerusakan bangunan fisik, ekosistem pesisir pun rusak berat. Masalah
erosi, sedimentasi dan abrasi pun dirasakan sangat mengganggu aktivitas
pengembangan dan pemanfaatan wilayah pesisir. Misalnya, hilangnya penyangga
pantai, yaitu hutan mangrove. Dilain pihak, pengembangan dan pemanfaatan yang
dilakukan, misalnya dengan adanya konversi lahan hutan bakau menjadi tambak
tanpa pertimbangan yang memadai pada gilirannya akan memicu laju erosi,
sedimentasi dan abrasi secara tak terkendali (Anneahira,2012).
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin
suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer.
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung
menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka
diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid.Pada abad 17 terdapat
30 jenis skala yang membuat para ilmuan kebingungan. Hal ini memberikan
inspirasi pada Anders Celcius (1701 – 1744) sehingga pada tahun
1742 dia memperkenalkan skala yang digunakan sebagai pedoman pengukuran suhu.
Skala ini diberinama sesuai dengan namanya yaitu Skala Celcius. Apabila benda
didinginkan terus maka suhunya akan semakin dingin dan partikelnya akan
berhenti bergerak, kondisi ini disebut kondisi nol mutlak. Skala Celcius tidak
bisa menjawab masalah ini maka Lord Kelvin (1842 – 1907 menawarkan skala
baru yang diberi nama Kelvin. Skala kelvin dimulai dari 273 K ketika air
membeku dan 373 K ketika air mendidih. Sehingga nol mutlak sama dengan 0 K atau
-273°C. Selain skal a tersebut ada juga skala Reamur dan Fahrenheit. Untuk
skala Reamur air membeku pada suhu 0°R dan mendidih pada suhu 80°R sedangkan
pada skala Fahrenheit air membuka pada suhu 32°F dan mendidih pada suhu 212°F
(Alljabar,2012).
Kecerahan perairan adalah suatu kondisi yang menunjukkan
kemampuan cahaya untuk menembus lapisan air pada kedalaman tertentu. Pada
perairan alami kecerahan sangat penting karena erat kaitannya dengan aktifitas
fotosintesa.Kecerahan merupakan faktor penting bagi proses fotosintesa dan
produksi primer dalam suatu perairan. Seperti diketahui fotosintesa rumput laut
sangat membutuhkan cahaya dan apabila aktifitas fotosintesa terganggu maka akan
mengakibatkan pertumbuhan rumput laut yang tidak optimal (Romimohtanto ,2009
Faktor
Kimia
Tumbuhan untuk dapat hidup dan tumbuh dengan baik
membutuhkan sejumlah nutrien tertentu (misalnya unsur-unsur nitrat dan fosfat)
dalam jumlah minimum. Dalam hal ini unsur-unsur tersebut sebagai faktor ekologi
berperan sebagai faktor pembatas. Pada dasarnya secara alami kehidupannya
dibatasi oleh: jumlah dan variabilitas unsurunsur faktor lingkungan tertentu
(seperti nutrien, suhu udara) sebagai kebutuhan minimum, dan batas toleransi
tumbuhan terhadap faktor atau sejumlah faktor lingkungan (Nontji,2005).
Salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam
gram pada setiap kilogram air laut. Secara praktis, adalah susah untuk mengukur
salinitas di laut, oleh karena itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan
meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida (Cl). Kandungan klorida
ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram ion klorida pada satu
kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh klorida. Penetapan ini
mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan
klorida.Salinitas ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah total dalam gram
bahan-bahan terlarut dalam satu kilogram air laut jika semua karbonat dirubah
menjadi oksida, semua bromida dan yodium dirubah menjadi klorida dan semua
bahan-bahan organik dioksidasi.
Faktor
Aktvitas Manusia
Kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan
pencemaran. Beberapa faktor dalam proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup
seperti cahaya, suhu atau nutrien dalam jumlah minimum dan maksimum. Dalam
ekologi tumbuhan faktor lingkungan sebagai faktor ekologi dapat dianalisis
menurut bermacam-macam faktor. Satu atau lebih dari faktor-faktor tersebut
dikatakan penting jika dapat mempengaruhi atau dibutuhkan, bila terdapat pada
taraf minimum, maksimum atau optimum menurut batas-batas toleransinya
(Anwar,2009).
Tumbuhan untuk dapat hidup dan tumbuh dengan baik membutuhkan
sejumlah nutrien tertentu (misalnya unsur-unsur nitrat dan fosfat) dalam jumlah
minimum. Dalam hal ini unsur-unsur tersebut sebagai faktor ekologi berperan
sebagai faktor pembatas (Anwar,2004).
Faktor-faktor lingkungan penting yang berperan sebagai sifat
toleransi faktor pembatas minimum dan faktor pembatas maksimum (Anwar,2004).
Pada dasarnya secara alami kehidupannya dibatasi oleh:
jumlah dan variabilitas unsur-unsur faktor lingkungan tertentu (seperti
nutrien, suhu udara) sebagai kebutuhan minimum, dan batas toleransi tumbuhan
terhadap faktor atau sejumlah faktor lingkungan (Anwar,2004).
C. Hubungannya Terhadap Ekosistem
Dalam Suatu Perairan
Faktor pembatas juga dapat mempengaruhi kelangsungan hidup
ekosistem disuatu perairan misalnya ekosistem lamun, terumbu karang dsb.
Pengaruh Arus dan suhu
Arus membawa O2 yang dibutuhkan hewan-hewan
terumbu karang. Kekuatan arus mempengaruhi jumlah makanan yang terbawa dengan
demikian mempengaruhi juga kecepatan pertumbuhan binatang karang.
·
Suhu
laut optimum bagi kehidupan terumbu karang adalah 26-28oC, kenaikan
atau penurunan suhu dalam waktu yang relatif lama dapat mengakibatkan kematian
hewan karang.
·
Suhu
adalah faktor yang penting bagi organisme dilaut karena dapat mempengaruhi
aktivitas metabolisme ataupun perkembangbiakan organisme tertentu. Kisaran suhu
optimal bagi spesies lamun untuk perkembangan adalah 28-30oC,
sedangkan untuk fotosintesis lamun membutuhkan suhu optimum antara 25-35oC
dan pada saat cahaya penuh. Suhu mempengaruhi proses fisiologi seperti
fotosintesis, laju respirasi, pertumbuhan dan reproduksi.
Sedimen
Hutan mangrove biasanya tumbuh di
daerah yang terlindung dari pengaruh ombak dan arus yang kuat. Terumbu karang
dan lamun disini berfungsi sebagai penahan ombak dan arus yang kuat untuk
memperlambat pergerakannya. Ini merupakan salah satu interaksi fisik dari
terumbu karang dan lamun terhadap mangrove sehingga mangrove terlindungi dari
ombak dan arus yang kuat.
Hutan mangrove kaya akan sedimen
yang mengendap di dasar perairan. Apabila sedimen ini masuk ke ekosistem lamun
maupun terumbu karang dengan jumlah yang sangat banyak dan terus menerus oleh
pengaruh hujan lebat, penebangan hutan mangrove maupun pasang surut dapat
mengeruhkan perairan, maka ini akan mempengaruhi fotosintesis dari lamun dan
zooxanthela yang hidup pada karang. Sedimen yang membuat perairan keruh akan
berdampak pada berkurangnya penetrasi cahaya matahari (kecerahan). Tanpa cahaya
yang cukup, laju fotosintesis akan berkurang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar